Solusi Krisis Energi di Indonesia
6/19/2012
0
komentar
Pengaplikasian Pembangkit Listik Tenaga Angin
Sebagai Salah Satu Solusi Krisis Energi Di Indonesia
Krisis energi kini telah menjadi suatu masalah
yang paling hangat diperbincangkan oleh masyarakat dunia, termasuk Indonesia
Bagaimana tidak, jika menurut sebuah penelitian, Indonesia, bangsa yang
termasuk dalam anggota OPEC, organisasi pengekspor minyak dunia,dalam 10 tahun
lagi akan kehabisan stok bahan bakar minyak. Dan dalam 30 tahun, bahan bakar
gas yang kini menjadi pilihan pemerintah untuk menanggulangi masalah krisis
energi lewat program konversi minyak tanah ke gas, juga akan habis. Tentunya
jika tidak ada “persiapan” untuk menghadapi krisis ini, bukan tidak mungkin
masyarakat dunia, terutama Indonesia yang negaranya sampai saat ini belum
melakukan tindak nyata dalam mempersiapka krisis energi, akan menjadi
masyarakat yang terisolasi. Mempunyai uang untuk membeli energi, tetapi tidak
ada energi yang “dapat” di beli .
Sebenarnya para Ilmuwan di Indonesia telah menemukan berbagai macam solusi
yang dapat diaplikasikan di Indonesia.
Namun, sampai saat ini,belum ada atau masih sangat sedikit yang telah
benar-benar di aplikasikan. Salah satu solusi yang sering dibicarakan adalah
dengan menggunakan batu-bara. Di China, batu-bara telah memenuh hingga 70% dari
total konsumsi energi nasional. Dan Afrika telah mengkonsumsi 90% kebutuhan
energi lewat penggunaan batu-bara. Hal serupa juga dilakukan oleh India, yang
telah memakai energi lewat peggunaan batu-bara sebesar 60% sampai 70%
(. Di Indonesia cadangan batu-bara melimpah ruah.
Sumber daya energi batubara diperkirakan sebesar 36.5 milyar ton, dengan
sekitar 5.1 milyar ton dikategorikan sebagai cadangan terukur. Sumber daya ini
sebagian besar berada di Kalimantan yaitu sebesar 61 %, di Sumatera sebesar 38
% dan sisanya tersebar di wilayah lain. Menurut jenisnya dapat dibagi menjadi lignite
sebesar 58.6 %, sub-bituminous sebesar 26.6 %, bituminous sebesar
14.4 % dansisanya sebesar 0.4 % adalah anthracite. Namun, sayangnya,
penggunaan batu-bara sebagai sumber energi alternatif dapat menghasilkan gas
pollutan, yang merupakan penyebab utama pemanasan global.
Solusi lain yang ditawarkan adalah dengan
mendirikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. PLTN adalah
sebuah system pembangkit listrik yang memanfaatkan energi inti atom yang luar
biasa besarnya. Untuk mendapatkan energi inti atom tersebut, diperlukan proses
pembakaran bahan nuklir yang berbeda dengan pembakaran kimia pada umumnya.
Reaksi nuklir yang terjadi ini menghasilkan panas yang luar biasa besar dan
memiliki daya rusak yang maksimal. Pada PLTN diperlukan sebuah reaktor nuklir
yang berfungsi sebagai tempat reaksi nuklir berantai terkendali dilangsungkan.
Energi yang dihasilkan dari sebuah reaktor nuklir
sangatlah besar. Sebagai gambaran, 1 gr bahan nuklir 235 U dapat menghasilkan
energi listrik bersih sebesar 24,58 x 109 J. Apabila sebuah TV
mempunyai daya sebesar 100 watt, maka dengan 1 gr 235 U hasil reaktor nuklir,
dapat menyalakan TV tersebut selama 24,58 x 107 s atau sama dengan 7,78 tahun
terus-menerus tanpa dimatikan. Sebagai perbandingan dengan batubara, satu kg
bahan nuklir dapat menghasilkan energi panas setara dengan 2400 ton batu-bara.
Inilah yang menyebabkan PLTN begitu prospektif untuk menghidupi kebutuhan
energi masyarakat dunia.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
sebenarnya telah banyak di aplikasikan oleh negara-negara maju di dunia,
seperti di Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Perancis, Rusia, Korea Utara dan Iran.
Namun, untuk diaplikasikan di Indonesia,
masih banyak pihak yang menyatakan ketidaksetujuannya. Penyebabnya adalah
kekhawatiran jika terjadi kebocoran reaktor nuklir. Dalam sejarah PLTN, pernah
terjadi kebocoran reaktor nuklir di Chernobyl
dan Three Mile Island. Pada saat peristiwa Chernobyl (1986) , reaktor
nomor empat pembangkit listrik tersebut meledak.
Tigapuluh orang langsung tewas dalam ledakan dan
kebakaran tersebut. Reaktor ini terbakar selama sepuluh hari dan
mengkontaminasi sekitar 142 ribu kilometer persegi di utara Ukraina, selatan
Belarusia dan wilayah Bryansk di Rusia. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya
kanker tiroid (gondok) pda anak-anak. Selain itu, kerusakan genetic akibat
bencana itu telah menimbulkan efek negative Diperkirakan bahwa terjadi kanker
yang dipicu Chernobyl
menewaskan 4000 jiwa.(Walhi). Selain masalah trauma kebocoran reaktor nuklir,
dikhawatirkan juga masalah kurangnya penguasaan teknologi dan kultur budaya
bangsa Indonesia
yang korup dan kurang berdisiplin. Dalam pembangunan reaktor nuklir,
dikhawatirkan terjadinya korupsi dan ketidakdisiplian yang makin membuat rentan
terjadinya kebocoran reaktor.
Solusi yang paling memungkinkan untuk diterapkan
saat ini di Indonesia
adalah Pembangkit Listrik Tenaga Angin. (PLT Angin). PLT Angin ini pada
prinsipnya memanfaatkan angin yang tersedia di alam. PLT Angin mengkonversikan
energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir
angin. Energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor
pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan
energi listrik. Energi Listrik ini akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat
dimanfaatkan.
Ini dilakukan untuk menstabilkan keadaan listrik
yang terpengaruh saat kecepatan angin berubah-ubah. Angin yang dapat
dimanfaatkan untuk PLT Angin ini adalah angin yang termasuk pada kelas angin
nomor 3(berkecepatan 12-19,5 km/jam) sampai dengan kelas angin nomor 8
(berkecepatan 61,6-74,5 km/jam). Kelas angin nomor 3 dapat ditandai dengan
adanya asap bergerak mengikuti arah angin dan kelas angin nomor 8 ditandai
dengan ujung pohon melengkung, dan hembusan angin terasa di telinga.
Negara Indonesia adalah negara kepulauan
yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di
dunia yaitu ± 80.791,42 Km merupakan wilayah potensial untuk pengembangan
pembanglit listrik tenaga angin. PLT Angin dapat dimaksimalkan pemberdayaannya
disekitar pantai di Indonesia.
Namun, tidak semua pantai dan daerah dapat dijadikan PLT Angin, karena perlu
dipilih daerah yang memiliki topografi dan keadaan angin yang stabil. Sampai
saat ini, kapasitas total yang terpasang diseluruh Indonesia kurang dari 800 kilowatt.
Terdapat lima
unit kincir angin pembangkit listrik berkapasitas 80 kilowatt yang sudah
dibangun. Pada tahun 2007 yang lalu, telah ditambah tujuh unit kincir
pembangkit berkapasitas sama di empat lokasi, yaitu Pulau Selayar, Sulawesi
Uutara, Nusa Penida,Bali, serta Bangka Belitung.
Selain digunakan di daerah pesisir pantai, PLT
Angin juga dapat digunakan di daerah pegunungan dan daratan. Saat ini kapasitas
total pembangkit listrik yang berasal dari tenaga angin untuk Indonesia dengan
estimasi kecepatan angin rata-rata sekitar 3 m/s / 12 Km/jam, 6.7 knot/jam
turbin skala kecil lebih cocok digunakan, di daerah pesisir, pegunungan,
dataran..
Salah satu daerah yang cocok untuk dijadikan PLT
Angin adalah daerah Sidrap.Daerah ini memiliki topografi yang menunjang,
datarannya luas dan memiliki kecepatan dan stabilitas angin yang ideal. Selain
untuk pembangkitan listrik, turbin angin sangat cocok untuk mendukung kegiatan
pertanian dan perikanan, seperti untuk keperluan irigasi, aerasi tambak ikan,
dan sebagainya.
Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan
energi yang paling berkembang saat ini. Berdasarkan data dari (World Wind
Energy Association), sampai dengan tahun 2007 perkiraan energi listrik yang
dihasilkan oleh turbin angin mencapai 93.85 GigaWatts, menghasilkan lebih dari
1% dari total kelistrikan secara global. Saat ini Amerika,
Spanyol dan China merupakan negara terdepan
dalam pemanfaatan energi angin. Diharapkan pada tahun 2010 total kapasitas
pembangkit listrik tenaga angin secara global mencapai 170 GigaWatt. Meskipun
energi yang dihasilkan tidak sebesar energi yang berasal dari batu-bara ataupun
nuklir, tetapi PLT Angin merupakan solusi yang paling murah dan rendah risiko untuk
di terapkan di Indonesia.
Diharapkan dengan diberdayakannya PLT Angin di Indonesia, akan menjadi salah
satu sumber energi alternafif dalam “menyambut” datangnya masa krisis energi
yang sebenarnya.so, gi mana menurut pendapat anda?
Sumber:http://www.alpensteel.com/article/47-103-energi-angin--wind-turbine--wind-mill
0 komentar:
Posting Komentar